Mengambil Ibrah dari Film Pendek Tilik dan Crem
review kedua film pendek Tilik dan Cream yang menggambarkan kondisi masyarakat umum saat ini
Hari Ini aku ingin mencoba mengulas dua film pendek, kedua film ini memberikan kesan yang baik sehingga aku ingin sedikit mereviewnya dan sharing dari sudut pandangku. Tentu saja karena aku ingin banyak yang bisa merasakan sensasi yang aku rasakan ketika melihat film ini dan bersama-sama mengambil ibrah dari kedua film ini.
Dari film ini aku akan sedikit membagikan sudut pandangku yang mungkin belum ada yang membahasnya hehe. Yak langsung saja :
Dsini bisa dilihat bahwa ibu-ibu itu begitu cekatan ketika mendapatkan informasi mengenai Bu Lurah yang dilarikan ke rumah sakit. Seakan tidak rela menunggu hari esok pada saat itu juga Bu Tejo dkk yang kehabisan bus memilih nekat menggunakan truk untuk berangkat rombongan.
Itulah ibrah yang bisa aku ambil setelah melihat kedua film di atas, sesungguhnya ayat Allah itu ada dimanapun dan kita bisa melatihnya untuk selalu ingat kepada Allah meski sedang melihat film sekalipun.
#OneDayOnePost
#ODOP
#ODOPChallenge2
Film Tilik
Film pendek yang pertama adalah film TILIK, yang mana sudah pasti banyak yang menontonnya karena memang Tilik ini sedang menjadi perbincangan dimanapun. Tilik merupakan bahasa Jawa yang berarti “Menjengguk”. film ini menceritakan segerombolan ibu-ibu yang akan menjengguk tetangganya atau Bu Lurah yang sedang masuk rumah sakit, dalam perjalanan menuju rumah sakit inilah yang membuat para ibu ini menampakkan bakat terpendamnya yaitu membicarakan orang lain a.k.a Ghibah. Dian adalah nama yang sedari awal disebut dan menjadi pusat mengalirnya dosa-dosa ibu-ibu yang nimbrung hehe. Dalam film ini ada 2 karakter yang cukup kuat, yang pertama adalah Bu Tejo, yah memang tidak heran jika si Bu Tejo ini viral, selain perilaku beliau ini relate sekali dengan orang-orang disekitar kita atau malah kita sendiri haha.Dari film ini aku akan sedikit membagikan sudut pandangku yang mungkin belum ada yang membahasnya hehe. Yak langsung saja :
1. Melaksanakan Salah Satu Dari Enam Hak Muslim Kepada Muslim Yang Lain
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hak muslim kepada muslim yang lain ada enam.” Beliau shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”(1) Apabila engkau bertemu, ucapkanlah salam kepadanya; (2) Apabila engkau diundang, penuhilah undangannya; (3) Apabila engkau dimintai nasihat, berilah nasihat kepadanya; (4) Apabila dia bersin lalu dia memuji Allah (mengucapkan ’alhamdulillah’), doakanlah dia (dengan mengucapkan ’yarhamukallah’); (5) Apabila dia sakit, jenguklah dia; dan (6) Apabila dia meninggal dunia, iringilah jenazahnya (sampai ke pemakaman).” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 2162]Dsini bisa dilihat bahwa ibu-ibu itu begitu cekatan ketika mendapatkan informasi mengenai Bu Lurah yang dilarikan ke rumah sakit. Seakan tidak rela menunggu hari esok pada saat itu juga Bu Tejo dkk yang kehabisan bus memilih nekat menggunakan truk untuk berangkat rombongan.
2. Menjaga Silaturahim Yang Baik Antar Tetangga
Bisa dilihat bukan disana terdapat banyak ibu-ibu yang ikut serta menjengguk sampai truknya penuh, nah aku ini memang orang Jogja juga tapi rumahku ada ditengah-tengah kota, yang dimana jarak antara rumah satu dan rumah lainnya itu sangat berdekatan. Berbeda dengan di desa, bisa lebih jarang jaraknya karena memang tanah di Desa biasanya luas-luas, beberapa mungkin memiliki kebunnya sendiri, jadi jaraknya mungkin sekitar 5 rumah jika di kota. Tapi meski jaraknya itu luas mereka itu pasti saling kenal, pernah sekali saat akan mengunjungi rumah temanku tiba-tiba saja sinyal GPSnya menghilang akhirnya bermodalkan dengan bertanya warga sekitar aku berhasil sampai, padahal jarak dari aku bertanya menuju rumah temanku kurang lebih 2km. Aku jadi malu karena tetangga beda RT saja sudah tidak hafal namanya.3. Belajar Menjadi Yu Ning Yang Selalu Positif
Rasanya memang menghibah itu nikmat buktinya banyak ibu-ibu yang tersulut oleh Bu Tejo dan kemudian ikut menimpali argumen Bu Tejo terhadap Dian. Dalam film ini ada tokoh yang selalu positif thinking dan mematahkan segala prasangka buruk Bu Tejo terhadap Dian siapalagi kalau bukan Yu Ning. Orang seperti Yu Ning ini akan selalu ada untuk menjadi keseimbangan, agar isi forumnya tidak toxic semua, dan berusahalah menjadi seperti Yu Ning yang mengingatkan kita kepada kebaikan.4. Menjauhkan Sosial Media Dari Akun Toxic
Apa yang dikatan Bu Tejo itu bersumber dari internet yang katanya dibuat oleh orang pinter, kita bisa tahu bahwa isi dari timeline Bu Tejo pasti tukang gosip semua, sehingga beliau bisa dengan mudah mendapatkan berita gosip yang sedang hangat. Mari kita periksa kembali apakah timeline kita di Sosial Media terdapat akun gosip atau julid? Jika iya, maka segera tinggalkan.5. Sabar Dalam Segala Keadaan
Menjadi baik tidak selalu mudah, apalagi itu hanya dilakukan oleh Yu Ning seorang diri. Sabar dan selalu memupuk prasangka baik kepada saudara kita sendiri, adalah bentuk cara kita peduli dengan mereka. Bahkan sampai akhir ketika Bu Tejo dengan bahagianya melihat Dian yang digosipkan itu memang sedang bersama Fikri anak Bu Lurah. Tapi Yu Ning tetap khusnudzon kepada Dian.Film Cream
Yang kedua adalah film Cream, film ini kurang lebih sama dengan Tilik, sama dalam menggambarkan realita saat ini. Dalam film ini kita bisa melihat bahwa manusia itu selalu serakah dan selalu merasa tidak puas dengan dirinya sendiri. Diceritakan bahwa ada sebuah cream yang bisa untuk menghilangkan bekas jerawat dalam hitungan detik, lalu ternyata cream ini juga bisa untuk memperbaiki segala macam kerusakan yang ada, bahkan orang meninggalpun bisa dihidupkan kembali. Ini adalah beberapa ibrah yang bisa aku ambil saat melihat film Cream1. Manusia Cenderung Selalu Mengikuti Tren
Mengikuti tren yang ada memang tidak sepenuhnya salah, karena manusia itu tumbuh dan berkembang selama kita acuh pada perkembangan yang ada disekitar kita, kita akan tertinggal banyak. Dengan catatan selama tren itu memang baik. Jika di film ini semua orang mulai terobsesi menggunakan cream yang menjanjikan banyak hal, siapa yang tidak tertarik dengan cream yang bisa segalanya. Ketika aku melihat film ini aku menjadi teringat dengan nasehat akhir zaman yang salah satunya adalah bumi ini dikuasai oleh Dajjal, mungkin suasananya akan seperti itu. Dimana Dajjal menjanjikan segala hal yang dibutuhkan manusia, dan hanya sedikit orang yang bisa bertahan dengan keimanannya.2. Memegang Kuat Prinsip Untuk Mengonsumsi Yang Halal
Kita tidak akan terjun kepada kegilaan yang ada dalam film cream jika kita selalu ingat bahwa kita harus selalu mengonsumsi yang halal, seperti saat sekarang ini banyak mungkin orang yang sudah melupakan label halalnya demi memuaskan nafsu atau demi mempercantik diri, kebanyakan muslim diluar sana tidak lagi aware. Bagi mereka halal adalah selama tidak ada babi saja didalamnya, padahal mungkin saja kita yang melewatkannya dan tidak menyadari adanya babi itu karena sudah diganti dengan nama ilmiah lain.3. Bersyukur Dengan Apa Yang Sudah Dimiliki
Tidak perlu cream jika kita sudah merasa qana’ah dengan diri kita sendiri, jika memang ada bagian dari tubuh kita yang membuat kita tidak PD maka wajar, sesungguhnya Allah itu memang menciptakan rasa insecure agar selalu termotivasi untuk memperbaikinya. Tapi bukan merubah apa yang sudah diberikan.Itulah ibrah yang bisa aku ambil setelah melihat kedua film di atas, sesungguhnya ayat Allah itu ada dimanapun dan kita bisa melatihnya untuk selalu ingat kepada Allah meski sedang melihat film sekalipun.
#OneDayOnePost
#ODOP
#ODOPChallenge2