Suatu Kebanggaan Menggunakan Domain Populer

mengganti domain populer yang saat ini banyak digunakan orang-orang serta menjadi domain yang mendapatkan pandangan baik dari masyarakat umum.
domain populer saat ini

Sudah 29 hari berlalu sejak aku menggunakan domain populer, dari dot my dot id (MY.ID) ke dot com(.COM), jika ditanya kenapa memilih ganti menggunakan dot com ketimbang bertahan dan berjuang bersama dot my dot id? Alasannya hanya aku sudah cinta dengan dot com. Meski dia itu domain pasaran, aduh jangan sebut dia pasaran deh, sebut saja dia domain populer hehe.

Domain dot com lebih akrab di kalangan masyarakat dan terkesan memiliki nilai lebih. Contohnya saja semenjak mengganti menggunakan domain dot com banyak teman yang bertanya “loh websitemu berbayar ya? Wah udah ngasilin duit nih” aku aamiinkan saja ya Fren? Hehe. Entah aku yang kurang publikasi saat menggunakan domain dot my dot id atau memang dia kalah pamor sama dot com.

Sudah Jadi Bucinnya dot com Sejak Piyik

Saat pertama kali aku membuat blog aku belum pernah punya pikiran untuk merubah domain bawaan blogspot ini menjadi TLD. Melihat bagaimana aku yang tidak konsisten menulis dan membuat konten, tapi ternyata setelah mengikuti ODOP (One Day One Post) tanpa ragu-ragu aku rela mengeluarkan uang untuk membeli domain.

Trial & Error

Meski sudah memutuskan untuk membeli domain, nyatanya niat ini maju mundur terus. Ada saat dimana aku mulai ragu dan memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk nanti setelah aku ganti domain. Bisa jadi aku sudah tidak aktif lagi, bisa jadi aku tidak lulus ODOP, dan ketidakbisaanku yang lain, dahlah begitu saja terus sampai Indonesia menjadi negara bebas koruptor.

Karena masih saja ragu, akhirnya aku menemukan domain murah selain dot xyz, yang lebih manusiawi untuk dilihat dan bisa menjadi alternatif untukku yang masih galau dengan harga serta komitmenku untuk menulis di blog, domain itu adalah dot my dot id. Si domain murah yang nggak kelihatan murahan dan mulai populer akhir-akhir ini.

Dengan memantapkan hati serta meluruskan niat, akhirnya aku membeli domain dot my dot id. Dari harga 12ribu yang ditampilkan ternyata ada tambahan biaya pajaknya, kurang lebih sekitar 24ribu aku membayarkan untuk domain dot my dot id. Murah banget, untuk harga sebuah domain selama setahun hehe. Saat itu aku berpikir tidak masalah jika setelah ini aku tidak aktif ngeblog, tidak terlalu rugi. Memang sukanya pesimis sama kemampuan diri sendiri.

Tapi nyatanya semangatku semakin bertambah, jika dilihat-lihat kualitas tulisanku saat hari pertama mengikuti ODOP dengan tulisanku sekarang sudah mulai berbeda, meski sama-sama menyuguhkan konten curhat. Dulu aku hanya menulis saja, mana peduli aku dengan kaidah SEO dan semua hal yang memusingkan itu. Tulis saja apa yang mau ditulis. Eh, tunggu-tunggu ini kok kePDan sekali ya? Ah biarin.

Alhamdulillah saat ini aku telah membuktikan bahwa aku ini memang manusia yang hidup, karena aku tumbuh dan berkembang meski hanya seuprit. Konten yang sekarang lebih bisa dipahami maksud yang ingin aku sampaikan, dan diselipkan beberapa tips-tips pendukung yang membuat tulisan lebih hidup. Lah kok kePDan lagi? Benar atau tidaknya ini relatif, yang jelas aku memang merasakan perbedaannya.

Lalu Hati Ini Pun Berlabuh Pada Cinta Pertamanya

Setelah aku merasa yakin bahwa ngeblog telah menjadi bagian dalam hidupku, aku langsung mantap untuk menginvestasikan uangku membeli domain dot com. Bukannya aku tidak suka dan merasa kurang puas menggunakan domain dot my dot id, nyatanya sosok cinta pertama memang selalu meninggalkan kesan yang dalam right?

Pengalaman Mengganti Domain

Karena aku sudah mengganti domain sebanyak 2x dalam kurun waktu kurang dari satu bulan, menjadi sebuah keuntungan karena aku jadi semakin paham bagaimana memasang domain custom serta bisa saling membantu teman yang mungkin kesusahan untuk memasang domainnya, atau sekalian buka jasa pemasangan domain saja? Hahaha ngimpi aja sih, bisa kena komplain terus nanti.

Memasang domain itu gampang-gampang susah, gampang kalau sudah paham dan susah kalau belum paham hehehe. Yang menjadi drama adalah pengalaman pertama saat memasang custom domain dot my dot id dari rumahweb, selain karena pertama kali memasang aku juga belum paham istilah-istilah didalamnya, sehingga cukup menghabiskan waktu yang sangat lama untuk memasannya.

Drama Pemasangan TLD

Karena memang saat itu belum banyak membaca, akhirnya semua dilakukan otodidak dan asal terjang saja. Sampai dipusingkan dengan banyaknya section yang disediakan. Kira-kira saat itu aku hampir mengahbiskan waktu seharian, tapi untuk pemasangan domain kedua alhamdulillah lancar-lancar saja meski menggunakan dari pihak penyedia hosting yang berbeda.

Jika sudah ngeri dengan membayangkan kenapa aku sampai menghabiskan waktu seharian, tenang caranya tidak rumit jika kalian sudah membaca dan mempelajari ilmu cara memasang TLD sebelumnya, buktinya pemasangan domainku yang kedua itu lancar-lancar saja dan kira-kira 30 menit itu sudah cukup. Sama seperti kita itu Fren kalau ibadah tanpa ilmu, mau ibadah lama sekalipun hanya akan membuang-buang waktu jika kita tidak punya cukup ilmunya untuk mengerjakannya dengan benar.

Setelah Menggunakan Domain Populer

Hampir satu bulan ternyata umur domainku, rasanya jadi bertanya-tanya apa saja sih yang sudah aku capai dalam waktu satu bulan ini setelah menyandang nama dot com. Hal yang pertama aku rasakan adalah bangga dan merasa bahagia sekali menuliskan alamat blogku di catatan kecil atau sekedar mengetikkannya dimanapun. Sebenarnya kebiasaan ini sudah aku lakukan jauh sebelum aku benar-benar berniat mengganti domain. See? Benar-benar bucin kan?

Seperti makhluk hidup, aku juga ingin blogku hidup. Jadi setelah sebulan aku menyandang TLD, aku akan berusaha meningkatkan kembali tulisanku. Harus banyak-banyak membaca agar apa yang aku tuliskan ini semakin mendatangkan banyak manfaat. Dan aku jadi teringat pesan seseorang

“cobalah untuk mengkhatamkan membaca terjemahan Al-Qur’an, agar otak dan pikiran kita tidak jauh-jauh dari kebenaran dan apa-apa yang diridhoi Allah”

Dalam sekali ya Fren maknanya? Iya, aku jadi bertanya-tanya sudah kepala dua ini tapi masih belum mengkhatamkan terjemahan Qur’an kemana saja aku ini? Pantas otaknya nggak bisa menelurkan hal-hal yang baik, serta hati yang selalu kotor dalam menyikapi semua permasalahan hidup.

So, itulah sedikit cerita tentang bagaimana aku melabuhkan hati lalu memutuskan untuk menggunakan domain populer. Meski sebenarnya kalau dilihat-lihat dot my dot id itu lebih cantik ya dan murahnya memang bersahabat di kantongku namun dot com itu lebih ramping dan terkesan pas untukku hehe. Ah sulahlah namanya juga bucin hehe.

Baca Juga