5 Tingkatan Ukhuwah Islamiyah dan Contohnya
5 tingkatan ukhuwah islamiyah berapa di tingkat berapakah ukhuwah kita dengan saudara kita?
Di awal tahun ini aku merasa sangat bahagia karena telah mencapai salah satu impian terbesarku, yaitu mengalahkan ketakutanku dengan mendaki sebuah gunung mungil. Dalam perjalanan itu aku ditemani kedua temanku yang sudah berpengalaman tentunya, banyak hal yang terjadi sampai kemudian aku merasa sangat malu karena mereka banyak sekali membantuku yang memang lemah ini. Dari situ aku kembali teringat dengan ilmu yang sudah pernah seseorang sampaikan, tentang 5 tingkatan ukhuwah.
Apa Itu Ukhuwah?
Ukhuwah atau biasa kita dengar juga ukhuwah islamiyah menurut Imam Hasan Al-Banna,
Ukhuwah Islamiyah adalah keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan aqidah, yang mampu menyatukan hati umat secara keseluruhan, meskipun secara fisik mereka saling berjauhan, baik bahasa etnis, suku maupun kebangsaan mereka. Dengan demikian antara sesama umat saling terikat, menjadi perserikatan umat yang kokoh.Jadi, ukhuwah islamiyah adalah tali persaudaraan kita terhadap saudara kita sesama muslim. Tidak peduli dia ada dibelahan dunia mana selama aqidah kita sama maka kita bersaudara.
Pentingnya Ukhuwah
Sebagai makhluk sosial tentu saja manusia itu sangat membutuhkan satu-sama lain, dengan adanya ukhuwah kita akan lebih bisa memahami saudara, saling membantu dan ikut merasakan apa yang dirasakan saudara kita.
5 Tingkat Ukhuwah Islamiyah
Ada 5 jenis atau tingkatan ukhuwah untuk melihat seberapa tinggi kah pengorbanan kita terhadap saudara kita dan juga untuk mencapai indah serta nikmatnya ukhuwah Islamiyah perlu kita ketahui 5 tingkatannya
1. Ta’aruf (Saling Mengenal)
Ta’aruf atau saling mengenal adalah tingkatan pertama yang paling dasar, biasanya kita lakukan saat pertama kali bertemu dengan seseorang dengan saling berkenalan namanya, bagaimana perawakan, wajah, dan hal lain yang bisa mata kita tangkap. Hal ini disebut juga dengan pengenalan fisik atau jasadiyah.
Setelah mengenali saudara kita dari segi fisiknya, tentu perkenalan itu akan berlanjut dengan saling berdialog membicaraan seputar permasalahan umum yang terjadi disekitar untuk berbasa-basi atau sebagai topik yang menarik perhatian, dengan interaksi ini kita akan mengenali saudara kita dari segi pemikiranya dan tahap ini disebut dengan fikriyah.
Setelah terjadi dialog hal terakhir di tahap ta’aruf ini adalah dengan mengenali emosi atau karakter saudara kita, serta tingkah lakunya.
Setelah mengenali saudara kita dari segi fisiknya, tentu perkenalan itu akan berlanjut dengan saling berdialog membicaraan seputar permasalahan umum yang terjadi disekitar untuk berbasa-basi atau sebagai topik yang menarik perhatian, dengan interaksi ini kita akan mengenali saudara kita dari segi pemikiranya dan tahap ini disebut dengan fikriyah.
Setelah terjadi dialog hal terakhir di tahap ta’aruf ini adalah dengan mengenali emosi atau karakter saudara kita, serta tingkah lakunya.
2. Tafahum (Saling Memahami)
Setelah mengenali 3 aspek dalam ta’aruf kita akan berlanjut ke tahap tafahum secara otomatis. Dalam tahap ini kita akan mulai mengenali apa yang saudara kita sukai dan apa yang tidak saudara sukai, atau hal yang ditakuti. Dan disinilah adanya ujian untuk bisa menerima kekurangan serta kelebihan yang saudara kita miliki.
3. Ta’awun (Saling Menolong)
Pemahaman yang baik akan menghasilkan ta’awun dalam ukhuwah kita, dengan kita yang paham apa yang menjadi kekurangan serta kelebihan saudara kita, maka kita akan tahu hal apa yang bisa kita lakukan untuk meringankan beban saudara kita jika memang dia dalam keadaan yang butuh dibantu. Selain membantu dengan amalan kita juga bisa membantunya dengan mendo’akannya. Sudahkah kita mendo’akan saudara kita hari ini?
4. Takaful (Saling Menanggung)
Tidak selesai dengan hanya menolong dan mendo’akan saudara kita saja Fren, tapi kemudian bagaimana cara kita juga memunculkan sebuah empati besar merasakan apa yang dirasakan saudara kita. Merasakan kesedihan yang sama karena memang hati yang terikat itu menyalurkan emosi yang sedang dirasakan oleh saudara kita.
Contohnya Saat kemarin aku pertama kali menaiki gunung bersama dengan kedua temanku. Mereka sudah seperti merawat bayi besar, aku yang terpeleset karena tanah yang licin akibat hujan itu dibantu sekuat tenaga oleh kedua temanku untuk bisa berjalan normal kembali. Disana aku sungguh melihat kesungguhan yang mereka berikan. Saling menanggung berat badanku hehe.
5. Itsar (Mendahulukan Orang Lain)
Tingkatan tertinggi sebuah ukhuwah yang kita sering menjumpainya dalam kisah para sahabat Rasulullah, yang mereka mencintai saudaranya melebihi dirinya sendiri. Dengan selalu mengedepankan kepentingan orang lain atas dasar cinta karena keterikatan aqidah.